Jelang Hari Raya Nyepi 2023, Yuk Mengenal Makna Ogoh-Ogoh

Author:

Category:

spot_imgspot_img

Beberapa daerah di Pulau Bali sudah memulai mengadakan Festival Ogoh-ogoh, alias patung berbentuk raksasa jahat yang bakal diarak menjelang Hari Raya Nyepi. Selain terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, pembuatan ogoh-ogoh juga harus disesuaikan dengan ajaran sastra agama, yaitu lambang Bhuta Kala sebagai simbol unsur negatif.

Buat kalian yang belum mengenal apa itu ogoh-ogoh, yuk simak rangkuman inspirasipagi berikut ini!

Rumitnya Hari Raya Nyepi Membuat Ogoh-ogoh

Bagi generasi millennials yang belum mengetahui cara membuat karya seni ogoh-ogoh, ternyata, cara membuat ogoh-ogoh cukuplah rumit dan butuh keahlian khususnya di bidang seni. Secara garis besar, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat gambaran atau sketsa ogoh-ogoh yang akan diciptakan.

Lalu membuat tempat berpijak ogoh-ogoh berbentuk balok atau kubus menggunakan kayu atau triplek. Untuk kerangka dasar menggunakan kayu atau besi. Namun lebih baik besi agar ogoh-ogoh kuat dan tidak patah saat diarak.

Kerangka dasar dibuat diatas pijakan dengan pola sesuai gaya ogoh-ogoh yang diinginkan. Lalu membuat badan ogoh-ogoh dari anyaman bambu dan streofoam. Namun penggunaan streofoam tidak direkomendasi saat ini. Karena menimbulkan pencemaran saat dibakar.

Di sinilah letak rumitnya, yakni ketika membentuk badan ogoh-ogoh agar sesuai sketsa. Kepala ogoh-ogoh juga terbuat dari anyaman bambu atau streofoam yang cukup rumit, terutama saat membentuk ekspresi yang seram.

Makna Ritual Tawur Agung Kesanga

Setelah ogoh-ogoh telah jadi, ritual yang akan dilakukan selanjutnya adalah Tawur Agung Kesanga. Ritual ini bertujuan untuk mengusir atau menghilangkan pengaruh buruk Butha Kala atau roh-roh yang ada dibawah alam manusia.

Dalam ritual ini ogoh-ogoh merupakan representasi dari Bhuta Kala yaitu sosok menyeramkan dalam kepercayaan Hindu. Dalam menciptakan suasana yang hening saat Nyepi, unsur bhuta kala harus dihilangkan. Karena akan mengganggu ketentraman manusia. Untuk itulah ogoh-ogoh sebagai simbol Bhuta Kala diarak keliling kota dan desa, setelah itu dibakar untuk menghilangkan unsur negatif tersebut.

Konon, keberadaan Bhuta Kala ini awalnya karena Bhatara Siwa mengutus 4 putranya, Sang Korsika, Sang Garga, Sang Maitri dan Sang Kurusya untuk menciptakan alam semesta. Namun mereka gagal dalam menjalankan tugasnya sehingga Bhatara Siwa murka dan mengutuk anak-anak tersebut menjadi Bhuta Kala.

nyepi, pembakaran ogoh-ogoh,, bali, bhuta kala b

Pemaknaan ogoh-ogoh yang dibakar sebagai perwujudan sifat buruk dan kejahatan ini agaknya menjadi refleksi bagi kita, umat manusia yang pernah berbuat jahat. Ketika ogoh-ogoh tersebut dibakar, maka kita juga harus membakar niat buruk kita dan menghapus perbuatan jahat kita,agar kedepannya kita tidak mengulangi hal itu lagi dan menjadi pribadi yang lebih baik.

spot_img

Read More

Related Articles