Apakah rasa rindu akan beberapa tradisi di bawah ini juga sampai padamu?
Tradisi lebaran tahun ini sama halnya dengan tahun lalu. Silahturahmi dengan keluarga besar atau berkumpul sembari menikmati banyak makanan enak adalah salah satu tradisi lebaran yang tidak pernah absen setiap tahunnya. Sedihnya, semenjak pandemi beberapa tradisi lebaran itu tidak dapat kita jalani sebagaimana layaknya. Kegiatan berkumpul menjadi sulit dilakukan, karena bertentangan dengan protokol kesehatan. Apakah kesedihan ini juga Sahabat Pagi rasakan?
Pada dasarnya, esensi hari raya Idul Fitri akan selalu utuh entah bagaimanapun kondisi dan keadaannya. Harapan dan doa terus mengalir agar situasi dapat kembali seperti sedia kala. Sambil terus berharap dan menghibur hati yang gundah, mari segarkan ingatan kita tentang tradisi lebaran yang sempat absen setahun belakangan.
Mudik

Nama lain hari raya Idul Fitri di Indonesia adalah hari raya ‘mudik’. Mudik alias pulang kampung adalah tradisi yang mana setiap individu kembali ke kampung halaman asal, yang selalu dinantikan menjelang hari raya Idul Fitri tiba. Bahkan, sampai ada program khusus berita televisi yang menyiarkan tentang kondisi ‘arus mudik’ yang khas itu. Ya memang, sekarang jarak sudah tidak berarti dengan adanya teknologi video call. Tapi, rasa-rasanya tetap tidak mampu menandingi sensasi Mudik secara langsung. Kemacetan yang menguras kesabaran, bertemu secara langsung dengan sanak saudara dari tempat nun jauh disana, dan sepinya kota-kota besar layaknya kota mati. Nah loh, kangen kan jadinya?
Baca Juga: Deretan Kue Kering yang tak Pernah Absen saat Lebaran
Unjung-unjung

Lebih tren dengan istilah silahturahmi, unjung-unjung bisa dilakukan kepada siapa saja. Keluarga, tetangga, teman dekat, calon mertua, bahkan orang yang tidak kita kenal sekalipun. Lucunya, hal ini dianggap lumrah dan tidak aneh sama sekali.
Uniknya, tradisi ini menawarkan satu paket yang tidak bisa diganggu gugat. Ibaratnya kalau makan nasi tumpeng, tidak lengkap rasanya jika lauk pendamping yang mengitari ada yang absen walau hanya satu jenis. Waduh, apa aja sih?
1. Salam tempel

Saat unjung-unjung tiba, sudah menjadi kebiasaan untuk memberi hadiah (biasanya berupa uang) kepada anak-anak kecil. Biasanya ada hukum tidak tertulis. Selama kamu belum menampakkan tanda-tanda bisa mencari uang sendiri, keluarga terdekat akan dengan baik hati memberikan salam tempel. Esensi tradisi satu ini yaitu menyisihkan rejeki untuk berbagi kebahagiaan kepada sesama. Mantap betul kan esensinya? Apakah Sahabat Pagi adalah golongan yang tidak menantikan tradisi ini? Ya bisa jadi, kalau memang ini giliran Anda yang bagi-bagi rejeki. Pasti beda ceritanya.
2. Menikmati sajian khas lebaran

Opor ayam, lontong ketupat, nasi kebuli, krengsengan, rendang, sate, dan masih banyak lagi. Deretan makanan bikin ngiler itu akan unjuk gigi secara ganteng, di atas meja makan saat lebaran tiba. Bisa jadi tidak di meja makan keluargamu, tapi di meja makan tetanggamu, atau saudaramu. Saat Unjung-unjung, deretan makanan tersebut pasti menyambutmu. Beberapa keluarga biasanya memiliki tradisi memasak masakan tertentu untuk disajikan saat lebaran tiba. Momen makan bersama ramai-ramai sambil hati bersuka cita, dijamin bikin rasa kangen tak terbendung banyaknya.
Nah, walau tahun ini tak bisa merasakan salah satu atau keseluruhan tradisi lebaran, tetap semangat ya! Sahabat Pagi masih bisa silahturahmi secara daring.