Surabaya sedang bersedih, ucapan dukacita terus mengalir deras kepada para korban aksi terorisme yang terjadi di lima lokasi di Surabaya. Mulai dari warga sipil, aparat keamanan hingga anak-anak yang tidak berdosa pun menjadi korban. Namun, Surabaya tidak tenggelam dalam ketakutan. Kota yang dijuluki Kota Pahlawan ini berusaha melawan balik aksi terorisme yang merisaukan warganya melalui tagar #SuroboyoWani.
Tagar tersebut muncul untuk menunjukkan kepada para penebar teror bahwa Surabaya bukan sebuah kota yang gampang diluluhkan. Bersamaan dengan tagar #SuroboyoWani, tagar-tagar yang berbunyi anti terorisme pun juga lahir, mulai dari #KamiTidakTakut hingga #PrayForSurabaya. Dari lima bom yang berhasil diledakkan, arek-arek Suroboyo tidak goyah malah makin kompak.
Teror bom yang dimulai pada tanggal 13 Mei 2018 ini memakan sekitar 22 korban meninggal. Situasi sempat menegang, sampai akhirnya aparat keamanan bergerak cepat untuk menanggulangi kemungkinan serangan-serangan lanjutan. Di samping itu, arek-arek Suroboyo pun tidak kemudian hanya duduk manis menunggu perintah dari aparat tersebut. Banyak aksi-aksi kemanusiaan yang bermunculan pasca ledakan bom bunuh diri ini.
Kebutuhan Darah PMI Overload
Akibat aksi teror bom yang meledak di gereja-gereja, banyak korban-korban terluka yang segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Korban-korban tersebut membutuhkan banyak darah untuk keperluan transfusi darah. PMI menyuarakan informasi akan kebutuhan darahnya melalui media sosial.
Sedang dibutuhkan cukup banyak donor darah khususnya gol #O di Surabaya. Bantuan kemanusiaan yg sangat berarti bagi korban & keluarga. #PrayForSurabaya
— BFL INDONESIA (@Blood4LifeID) May 13, 2018
Tidak perlu menunggu waktu lama, banyak sekali warga Surabaya yang berbondong-bondong untuk mendonorkan darahnya sebagai aksi kepedulian terhadap para korban teror.
#SSInfo: Ratusan warga Surabaya mendatangi PMI Surabaya untuk mendonorkan darahnya. Anggi Widya Reporter Suara Surabaya…
Posted by E100 on Sunday, May 13, 2018
Aksi Solidaritas #SuroboyoWani
Malam hari tepat setelah aksi teror dilakukan, arek-arek Suroboyo tidak menunjukkan ketakutan malahan mereka menggelar aksi solidaritas untuk bersama-sama mendoakan para korban bom bunuh diri. Aksi solidaritas yang berpusat di Tugu Pahlawan Surabaya ini berhasil mengumpulkan ratusan massa. Tanpa pandang bulu, masyarakat Surabaya bersatu dalam menunjukkan bahwa Surabaya adalah kota yang damai dan mengutuk aksi terorisme tersebut.
Bonek Menjaga Gereja-Gereja Surabaya
Pendukung tim sepakbola Persebaya ini juga turut berinisiatif untuk menjaga perdamaian di Surabaya. Bonek melangsungkan aksi ini dengan bekerja sama dengan aparat kepolisian sekitar. Inisiatif ini pun dilakukan oleh Bonek agar saudara-saudara Nasrani bisa beribadah kebaktian atau misa di hari Minggu dengan perasaan yang tenang. Dalam aksinya ini, para Bonek pun mengecam aksi terorisme ini karena telah berani menyenggol perdamaian yang ada di Kota Pahlawan.
Layanan Trauma Healing Untuk Para Korban
Universitas Airlangga juga tak mau ketinggalan memberi dukungan. Selain mengecam keras aksi teror ini, Unair pun juga mengajak para dosen Fakultas Psikologi Unair untuk memberikan layanan Trauma Healing kepada para korban teror tersebut. Hal ini penting dilakukan agar para korban kembali pulih dan bisa melewati masa sulitnya.
Walau begitu, aksi terorisme tidak cukup dilawan dengan kata berani saja, kalian bisa melakukan aksi-aksi kecil seperti tidak menyebarkan foto/video korban, stop berbagi berita hoax, serta tingkatkan keamanan terhadap orang-orang di sekitar kalian. Untuk melakukan pengaduan gerak-gerik orang mencurigakan atau kebutuhan emergency, silahkan hubungi nomor tanggap darurat 24jam di 112. Stay safe all! #KamiTidakTakut #AkuGakWediBlas #PrayForSurabaya #SuroboyoWani
Baca artikel inspiratif lainnya: