Bisnis kreatif memang ga bakalan mati, guys! Apalagi buat kalian para generasi milenial, tentu bisnis-bisnis seperti akan terus menantang kalian untuk terus memproduksi ide-ide baru. Pasti gak cuman sekali atau dua kali saja dong kepikiran buat mengawali sebuah bisnis kreatif dari ide-ide sepele?
Membentuk sebuah bisnis memang gabisa sembarangan, apalagi sekarang saingan juga semakin banyak. Namun, kalian jangan galau karena sudh ada empat pemilik bisnis kreatif siap memberikan wejangan-wejangan ajib!
Ideahive berkolaborasi dengan Sub Co untuk mengundang empat pentolan dari berbagai latar belakang bisnis otak kanan ini. Yang pertama adalah Denny dari Helo Brand, Ardy dari Nanas Media, Dinda dari Illuscreative, dan Enos dari E Picture. Mereka-mereka ini sudah lumayan lama mengarungi asam garam dari bisnis kreatif di Kota Pahlawan kesayangan.
Baca juga: Finansial Tenang Kini Dan Nanti, Yuk Mulai Menabung Di Umur 20an!
Yang menandai dari keempat bisnis mereka adalah motivasi saat mereka memulainya. Walaupun, uang menjadi salah satu tujuannya, namun alasan yang mendasari bisnis mereka pun bermacam-macam. Misalnya, Denny ingin mnghidupkan industri kreatif di Surabaya yang saat itu gitu-gitu aja, ada juga Dinda yang ingin menjadi seorang independent woman, Ardy yang bertujuan untuk bisa mengedukasi klien maupun desainer, dan Enos yang ingin membuat karya yang tidak kan mati.
Tentu tanpa motivasi-motivasi tersebut, sebuah bisnis terasa hambar dan bisa kehilangan arah saat diterpa masalah. Buktinya, keempat bisnis kreatif ini pun juga punya masalahnya yang mirip-mirip. Mulai dari plagiarisme, susahnya berhadapan dengan klien dengan zero idea, hingga susahnya bekerja sendirian saat masih memulai bisnis.
Baca juga: Tambah Ilmu Dengan Lima Website Kursus Online Berikut
Nah, setelah diterpa masalah, tentu sebagai pemilik bisnis harus memutar otak untuk menjalankan strateginya. Ada bebrapa strategi bertahan yang dibeberkan oleh mereka. Selain tidak boleh pelit dalam mempromosikan bisnis melalui digital marketing, membuat business plan, menciptakan workflow yang detail, tetap fokus pada motivasi bisnis, seerta membuat program menarik agar bisa terus menggaet klien dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Di penghujung acara, para pembicara dihujani oleh pertanyaan. Banyak pertanyaan menarik, salah satunya adalah kasus ‘harga teman’. Tentu ‘harga teman’ adalah suatu permasalahan yang sering bikin para pekerja kreatif tersenyum miris. Untuk menghadapi yang satu ini, kalian bisa menolak dengan halus atau mempertimbangkan apakah ‘teman’ kalian ini bisa menjadi sebuah batu lonctan yang akan menarik klien-klien baru? Jawabannya tentu bisa kalian putuskan sendiri.
Berbincang mengenai sebuah bisnis kreatf tnt tidak akan habisnya. Dengan beberapa wejangan yang telah disampaikan kepada kalian, kira-kira apakah kalan sudah siap nih untuk jadi pengusaha kreatif seperti mereka?