Mengenakan kebaya dan kain tradisional Batik memang selalu pas dan menjadi pilihan busana yang tepat untuk menghadiri acara. Baik dari acara formal ataupun acara semi-formal seperti pertemuan keluarga dan lainnya. Eh, tapi hati-hati, dalam mengombinasikan kebaya dan batik, ada pakemnya, loh! Waduh, apa saja ya?
Baca juga : Motif Batik vs Ocassion : Hati-hati Salah pakai Batik lambang Duka!
Kebaya Kancingnya Harus di Depan
Menurut inisiator komunitas mencintai Kebaya, “Perempuan Berkebaya”, Lia Nathalia, memaparkan bahwa kebaya harus memiliki kancing di bagian depan. Tampak sepele sih, tapi kalau kebaya dengan kancing belakang telah menyalahi aturan kain tradisional dan bukanlah Kebaya.
Baca juga : Suka Kalap saat Harbolnas? Ini Tipsnya!
Cara memakai kain Batik : perhatikan arahnya!
Apakah Sahabat Pagi tahu bahwa terdapat pakem umum dalam pemakaian Batik? Nah, untuk perempuan, kain harus dipakai dari kiri ke kanan. Sementara, untuk laki-laki dari kanan ke kiri.
Pakem kain Batik di acara Resmi Yogyakarta dan Solo
Kalau pakem umum dimana perempuan memakai Batik dari kiri ke kanan ataupun laki-laki dari kanan ke kiri, beberapa acara-acara resmi di Yogyakarta dan Solo malah sebaiknya. Tak hanya itu, saat berkunjung ke keraton Yogyakarta dan Solo, jangan pakai batik bermotif parang, keraton, maupun sogan. Walaupun telah merakyat, motif-motif ini hanyalah motif khusus untuk raja.
Oh ya, motif Parang ini mirip seperti senjata Parang, senjata khas Jawa yang sering dianggap melambangkan kehormatan.
Baca juga : Avengers 4 Trailer : Siap-siap buat Kehilangan dan Ketemu Karakter Ini!
Pakem kain Batik untuk Menghadiri Pesta Pernikahan
Sahabat Pagi suka pakai kebaya dan Batik saat pergi ke undangan pernikahan kan? Nah, jangan pakai kain batik berwarna cokelat, seperti Sido Asih. Warna ini biasanya harus digunakan oleh pengantin, bukan para undangan. Jika bingung mau pakai Batik yang mana, pakailah batik Pesisir seperti batik Pekalongan, Cirebon, dan Lasem.
Nah, kalau ke pesta pernikahan, Sahabat Pagi boleh banget pakai kain batik Parang karena melambangkan kewibawaan.
Oke, Sahabat Pagi, pakemnya tidak terlalu ribet, kan? Jangan sampai berhenti pakai kebaya ataupun batik ya!