Zaman sekarang, jauh berbeda dengan zaman dulu karena kehadiran teknologi. Sebagian perempuan memiliki lebih dari satu media sosial. Saking sukanya, tanpa sadar kamu jadi ‘terlena’ dengan adanya media sosial. Tapi tahukah kamu kalau ini bisa berpengaruh buruk untuk kesehatan mental khususnya perempuan? Coba yuk simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga: Fitur Baru WhatsApp Beserta Fungsinya
Sering timbul perasaan iri atau cemburu
Mungkin kamu pernah melihat unggahan foto liburan teman atau influencer dan merasa “ih kok enak ya?”. Awalnya sih nggak sadar, tapi pelan-pelan kita mulai membandingkan kehidupan kita dengan dirinya. Kita mulai memperhatikan hal apa saja yang mereka miliki, tapi kita tidak. Pelan-pelan akan tumbuh rasa iri dan ingin memiliki pengalaman yang sama dengan mereka.
Memang sih rasa iri ini nggak seluruhnya buruk. Selama kamu bisa jadikan rasa iri sebagai motivasi untuk memperbaiki diri sih sah-sah saja. Tapi kalau rasa iri ini kamu biarkan tumbuh tanpa ada eksekusi positif, pelan-pelan ia akan mengganggu kesehatan mental lho. Makanya, yang bisa kamu lakukan untuk mencegahnya adalah dengan batasi penggunaan media sosial atau bisa kelola rasa “iri” jadi motivasi.
Pelan-pelan bikin ‘kecanduan’ yang nggak wajar
Dari hasil penelitian IDN Research Institute, 79 persen milenial khususnya perempuan langsung mengecek smartphone-nya 1 menit setelah bangun tidur lho. Lalu, media sosial mencakup 74.4 persen dari tujuan akses internet para milenial juga. Dari data-data ini menunjukkan kalau kaum millennial perempuan sudah lebih dari akrab dengan media sosial. Bahkan, mulai menjurus ke arah ‘kecanduan’ yang nggak wajar.
Berdasarkan hasil studi dari Nottingham Trent University, tanda-tanda ‘kecanduan’ ditemukan pada orang-orang menggunakan media sosial secara berlebihan lho. Tanda-tanda itu seperti mengabaikan kehidupan pribadi, keasyikan, menemukan pelarian dari kehidupan nyata, dan berusaha untuk menyembunyikan kecanduannya.
Baca juga: Kota Terbaik di Dunia Menurut Travel and Leisure
Kurang bangga atau mencintai diri sendiri
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, membandingkan diri dengan orang lain di media sosial memiliki dampak yang kurang baik untuk kesehatan mental. Dengan membanding-bandingkan diri dengan orang lain, kita bisa merasa kurang bangga dengan kehidupan atau pencapaian yang selama ini kita raih, dan ini bisa mengarahkan kita ke depresi lho.
Setiap cewek pasti punya rasa ingin mengekspresikan siapa dirinya. Namun, terkadang orang-orang di sekitarnya nggak bisa menghargainya sehingga memaksa para cewek untuk mempertanyakan banyak hal tentang dirinya. Hal ini berujung pada menurunnya self-love dan meningkatnya self-doubt.
Realitanya kamu nggak punya banyak teman
Media sosial memang bisa mendekatkan yang jauh. Tapi, juga bisa menjauhkan yang dekat. Kita bisa lihat banyak kasus di mana orang-orang lebih sering berinteraksi di media sosial, tapi gagal memiliki lingkaran pertemanan yang akrab dan bermakna di dunia nyata. Teman-teman maya ini memang bisa kasih “dukungan moral”, tapi nggak lebih dari comment dan like saja. Bandingkan dengan sahabat di dunia nyata yang menemani kamu ketika sedang ada masalah. Pasti ada ketenangan dalam hati yang nggak akan bisa direplika oleh teman maya di dunia media sosial.
Memicu anxiety
Anxiety atau kecemasan adalah salah satu masalah kesehatan mental yang mulai diidap oleh milenial dan gen Z. Kondisi ini justru diperparah dengan penggunaan media sosial berlebihan. Dilansir dari independent.co.uk, sebuah survei yang melibatkan 1.000 orang membuahkan hasil kalau mereka telah berhenti menggunakan media sosial dan 41 persen dari responden menyatakan bahwa media sosial membuat mereka merasa gelisah, sedih, atau bahkan depresi lho. Kalau kamu mulai merasakan gejala-gejala tersebut, sebaiknya kurangi penggunaan media sosial dulu ya. Yuk detoks media sosial dengan perbanyak interaksi di dunia nyata, baik dengan keluarga maupun dengan teman-teman terdekat.
Baca juga: Gampang Banget, Tips Memulai Gaya Hidup Sehat
Itu dia lima pengaruh buruk media sosial pada kesehatan mental. Jadi, kata siapa media sosial seluruhnya tentang hal-hal menyenangkan? Oleh karena itu, yuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, Bela.