Pria dengan baju dinas BNPB itu duduk terheran ketika dapat melihat langsung sosok idolanya. “Ini mbak Raisa, kan ya? katanya dengan tersipu malu. Dari kursi duduknya, tampak sorot matanya begitu tajam dan asyik menikmati lagu yang dinyanyikan Raisa. Setelah lagu itu selesai, ia pun berdiri dan bersalaman dengan idolanya. “Dengan bertemu Mbak Raisa, mudah-mudahan saya sehat,” doanya yang diamini seluruh hadirin.
Sebuah momen manis ketika Sutopo Purwo Nugroho, penyitas kanker paru-paru stadium 4, bertemu dengan Raisa pada Selasa 6 November 2018 lalu. Kini, setelah hampir dua tahun berjuang melawan kanker, salah satu putra terbaik bangsa yang menjadi sumber informasi kebencanaan itu menghadap Sang Khalik.
Sutopo Purwo Nugroho yang merupakan Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meninggal dunia pada Minggu dini hari (07/07) pukul 02.00 (waktu Guangzhou) di usia 49 tahun.
Kiprahnya dalam melayani publik dan menyampaikan informasi sungguh menjadi panutan. Betapa tidak, di tengah sakit dan padatnya jadwal berobat, ia tetap gigih dan cepat dalam menyampaikan informasi terbaru tentang kebencanaan baik melalui jumpa pers, wawancara bersama wartawan dan akun twitternya. Itu semua dilakukan sambil menahan sakitnya kanker paru-paru stadium 4B.
Baca juga: Mengenali Kelainan Tulang Belakang bernama Skoliosis
Sutopo Purwo Nugroho
“Bencana tidak mengenal waktu kapan kejadiannya, saya pun juga harus begitu”.
– Sutopo Purwo Nugroho
Menyoal sosok Sutopo Purwo Nugroho sebenarnya tak melulu membagikan info bencana. Selain inspiratif, beliau juga terkenal humoris. Melalui akun Instagram dan Twitter pribadinya, peraih The Most Inspirational ASN 2018 itu juga sering membagikan cerita humor, romansa hingga motivasi untuk segera lulus kuliah.
Barangkali, postingan-postingan semacam ini adalah upayanya untuk lebih dekat dengan generasi muda. Yang pada akhirnya, generasi muda aware tentang edukasi bencana dan melawan hoaks-hoaks yang sering bermunculan.
Pengagum Raisa Andriana itu kerap membuat bait-bait romantis dalam twitter pribadinya (@Sutopo_PN). Betapa apiknya ketika erupsi Gunung Soputan yang sebenarnya menyeramkan justru dijadikan analogi cerita romansa yang mendalam.
Pak Topo, panggilan akbrab dari jurnalis, juga mengajarkan semangat pantang menyerah teruntuk mahasiswa semester tua. Peraih “The First Responders” dari The Straits Times ini memotivasi mahasiswa untuk semangat belajar dan lekas menyelesaikan skripsi.
Baca juga: Dampak Positif Menari bagi Kesehatan
Ia juga berpesan agar tidak besar karena jabatan, tapi besarkan jabatan itu. Itu berarti memicu setiap orang agar berusaha dengan penuh dedikasi apapun jabatan yang dimiliki.
Sadar jika ia tak sendirian, Sutopo Purwo Nugroho membangkitkan optimisme untuk pantang menyerah kapada rekan penyitas kanker. Semangat, ikhtiar, sabar dan berdoa adalah resep berjuang melawan kanker. Dirinya begitu ikhlas dengan takdir itu.
Baca juga: Polusi Udara di Indonesia Masuk dalam 5 Besar
Akhirnya, selamat jalan, Pak Sutopo.
Terima kasih atas segala inspirasi dan dedikasi untuk Indonesia.
Bapak orang baik.