Kanker merupakan penyakit yang kini sedang menghantui masyarakat Indonesia. Bagi wanita, salah satu jenis kanker yang menjadi momok adalah kanker payudara. Bahkan, kanker payudara menempati peringkat tertinggi sebagai penyakit pembunuh perempuan di Indonesia, yang kemudian diikuti oleh kanker serviks.
Dokter Spesialis Bedah Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS), dr. Dwirani Rosmala, Sp.B mengatakan, prosentase penyebab kanker payudara yang dikarenakan karena faktor genetik hanya sekitar 10 persen. Sedangkan, penyebab utama kanker payudara hingga saat ini belum bisa diketahui secara pasti.
“Kendati demikian, secara medis penyebab kanker payudara dapat diindikasikan dari faktor-faktor internal, seperti terkena radiasi, virus hingga pola hidup yang tidak sehat,” ungkap dr. Wiwin, sapaan akrabnya saat ditemui dalam seminar Woman and Cancer di Graha Prodia, Jalan Diponegoro Surabaya (4/3/2018).
Untuk menghindari penyebab kanker payudara, dr. Wiwin menjelaskan ada berbagai cara yang dapat dilakukan. Berikut inspirasipagi merangkum upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari kanker payudara:
- Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Selain dapat melatih kepekaan pada diri sendiri, langkah ini juga ditujukan agar dapat mendeteksi kanker payudara sedini mungkin. Semakin dini kanker payudara dapat terdeteksi, maka angka harapan hidup akan semakin tinggi. Sadari sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berkala atau satu bulan sekali, tepatnya pada 7-10 hari setelah menstruasi. Cara yang dilakukan pun terbilang cukup mudah, yakni dengan melihat dan meraba kondisi payudara dengan bantuan cermin dan tiga jari (jari telunjuk, jari tengah dan jari manis). Ada beberapa hal yang perlu dicermati ketika ladies melakukan cara ini.
Pertama, posisikan tubuh anda secara tegak dengan menghadap pada sebuah cermin. Selanjutnya, angkat kedua tangan anda keatas. Cermatilah gerak payudara anda. Payudara yang sehat, secara otomatis akan terangkat, mengikuti gerakan otot dada yang berkontraksi. Pastikan pula tekstur payudara anda. Apabila anda menemukan lipatan atau cekungan yang menyerupai lesung pipi disekitar bawah puting, maka hal tersebut dapat diindikasikan sebagai kanker. Selain itu, perhatikan pula perubahan warna kulit, misalnya jika terdapat ruam kemerahan hingga tekstur kulit tampak seperti kulit jeruk yakni pori-pori kulit sangat terlihat.
Kedua, amati puting. Ketika mengangkat tangan keatas, pastikan kondisi kedua puting berada sejajar. Selain itu, cermati pula ujung puting. Bagi pengidap kanker payudara, puting akan memiliki bentuk yang tidak wajar, miring atau tertarik ke dalam. Hal buruk lain adalah ketika puting mengeluarkan cairan selain ASI, seperti nanah.
Ketiga, meraba payudara dengan tiga jari. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dokter Wiwin, bagian jari yang dianjurkan adalah badan jari, bukan ujung jari. Hal ini ditujukan untuk dapat mendeteksi jika terdapat benjolan pada payudara. Pasalnya, jika perabaan dilakukan dengan ujung jari, maka sangat dimungkinkan benjolan tersebut akan mudah bergerak.
- Mammografi
Mammografi merupakan suatu pemeriksaan X-Ray khusus untuk menilai jaringan payudara seseorang, proses pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7mSv). Mammografi digunakan untuk melihat beberapatipe tumor dan kista.
Di antara sekian banyak metode diagnosis, Mammografi masih menjadi pilihan utama untuk diagnosis kanker payudara. Mammografi merupakan pemeriksaan secara radiologis. Pada beberapa orang pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, karena payudara akan ditekan dari sisi atas dan bawah kemudian barulah payudara difoto dengan sinar-X. Pada wanita di bawah usia 40 tahun sebaiknya dilakukan USG dahulu baru diperkuat dengan Mammografi. Adapun wanita berusia di atas 50 tahun, disarankan melaksanakan pemeriksaan dengan Mammografi minimal sekali dalam dua tahun.
USG merupakan pemeriksaan yang bersifat non-invasif dan dapat dilaksanakan pada wanita usia muda. Pemeriksaan USG saja tanpa Mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara karena angka spesifitas dan sensitivitasnya yang kecil. Namun apabila keduanya digabungkan, nilai diagnostik terhadap kanker payudara dapat ditingkatkan. Beberapa pemeriksaan lain yang tersedia sebaiknya dikerjakan sebagai pemeriksaan tambahan terhadap Mammografi, mengingat efektivitas dan biaya yang dikeluarkan untuk tujuan deteksi dini terhadap kanker payudara ini.
Menanggapi black campaign yang merujuk pada mamografi, Dokter Wiwin mengatakan bahwa tuduhkan tersebut merupakan hal yang salah. Dalam dunia medis, mamografi merupakan langkah yang aman dan efektif dilakukan.
- Menjaga berat badan ideal
Menjaga berat badan agar tetap dalam batas sehat adalah salah satu faktor terpenting mengurangi risiko kanker payudara, terutama di masa pasca menopause. Kelebihan lemak tubuh bisa menghasilkan bahan kimia yang mendorong terjadinya peradangan kronis, meningkatkan kadar insulin, dan hormon dalam darah yang bisa memacu pertumbuhan sel kanker. Ukuran BMI dan pinggang bisa menjadi indikator bagus apakah seseorang memiliki berat badan yang sehat atau tidak. Kelebihan lemak di bagian tengah tubuh perlu menjadi perhatian khusus karena lemak di bagian ini yang paling dapat memicu berbagai penyakit termasuk sakit jantung dan kanker. Agar berat badan tetap ideal, perbanyaklah konsumsi makanan nabati dengan cara tidak digoreng dan batasi makanan berkalori tinggi.
- Olahraga secara teratur
Aktivitas fisik mampu mengurangi risiko dua jenis kanker payudara: pra-menopause dan pasca menopause. Tindakan sederhana seperti menggerakkan tubuh dapat membantu kita mengelola berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu menjaga saluran gastrointestinal dalam keadaan baik. Gerak tubuh dan olahraga akan mendorong tubuh melepaskan banyak zat racun dan yang tidak berguna.. Luangkan waktu minimal 30 menit sehari untuk berolahraga atau menggerakkan fisik setiap hari.
- Konsumsi makanan sehat
Lengkapi menu makanan anda dengan menu 4 sehat 5 sempurna. Selain itu, hal lain yang perlu dihindari adalah proses memasak dengan menggoreng. Alteranatif lain yang dapat dilakukan ialah dengan cara mengukus dan merebus. Menghindari makanan siap saji yang mengandung bahan pengawet juga dapat dilakukan sedini mungkin.
- Menyusui
Banyak ibu-ibu muda yang enggan untuk menyusui karena khawatir akan merusak keindahan payudara. Padahal, menyusui, selain baik untuk kesehatan sang bayi, juga membawa dampak positif bagi sang ibu di mana akan menjaga ibu agar terhindar dari kanker payudara. Menurut Dokter Wiwin, payudara yang kendur setelah melahirkan merupakan hal wajar terjadi khususnya ketika sedang menyusui.