Sejarah Hari Ibu Yang Kelabu? Simak Selengkapnya!

Author:

Category:

spot_imgspot_img
Menyambut Hari Ibu 2018, tentunya ada banyak cerita tentang sejarah perayaan Hari Ibu di seluruh dunia, begitu juga dengan Indonesia. Hari ibu di Indonesia dirayakan tiap 22 Desember. Perayaan hari ibu tidak hanya di Indonesia, namun di berbagai negara di belahan dunia lain.
Para anak baik muda ataupun tua, berlomba-lomba menyampaikan ungkapan kasih dan sayangnya kepada sang ibu. Salah satunya tentu lewat media sosial.
Nah, bagaimana sejarah peringatannya? Simak terus artikel ini ya sahabat pagi.
Awal mula hari Ibu bukanlah momen untuk mengungkapkan kasih sayang atau rasa terimakasih pada orang yang melahirkan kita. Namun, ada kisah kelabu dibalik perayaan Hari Ibu.
Hari ibu awalnya ialah ungkapan berkabung bagi para perempuan yang ditinggal oleh suaminya semasa perang dunia. Adalah Anna Jarvis yang dianggap sebagai orang pertama yang membuat Hari Ibu menjadi populer. Perayaannya berawal dari tahun 1850-an, ketika Anna Jarvis dengan organisasinya yang bernama Ann Reeves Jarvis mengelar acara Hari Ibu dengan mendirikan klub kerja.
sejarah
Anna Jarvis
Kelompok kerja itu mengemban misi untuk menurunkan angka kematian bayi dengan melawan penyakit, dan mengurangi pencemaran pada susu.
Menurut sejarawan Katharine Antolini, setelah tahun-tahun perang Anna Jarvis dan perempuan lainnya menyelenggarakan piknik Hari Persahabatan Ibu, serta acara lainnya sebagai strategi untuk mendamaikan pihak yang bertikai. Pada tahun 1870, Jarvis telah memulai Hari Persahabatan Ibu untuk seluruh pihak di negaranya. Jarvis memiliki peran besar terhadap populernya Hari Ibu ini. Jarvis tidak memiliki seorang anak, tapi kematian ibunya pada tahun 1905 menginspirasinya untuk mengatur peringatan Hari Ibu pertama di tahun 1908.

Baca juga: Kisah Kebaya, Si Busana Kebanggaan

“Mother’s Day” bukan “Mothers’ Day”

Berkat usaha Jarvis, Hari Ibu mulai dirayakan di sejumlah kota dan di seluruh negara bagian AS.

Antolini mengatakan bahwa Hari ibu bukan untuk merayakan semua ibu, itu untuk merayakan ibu terbaik yang pernah kamu kenal, ibumu sendiri. Antolini juga mengatakan, mungkin karena alasan itu pula Anna Jarvis menulis hari ibu dalam bentuk tunggal (mother’s day) bukan jamak (mothers’ day). Namun, kesuksesan Jarvis segera berubah menjadi kegagalan, setidaknya di matanya sendiri.
Penyalahgunaan momen Hari ibu

Bagaimana tidak? Gagasan Jarvis tentang hari ibu dengan cepat menjadi tambang emas komersil yang berpusat pada pembelian dan pemberian bunga, permen, dan kartu ucapan. Bagi Jarvis, hal ini sangat mengganggu. Iapun mulai mendedikasikan dirinya dan warisan besarnya untuk mengembalikan makna terhormat dari adanya perayaan Hari Ibu ini.

Baca juga: Tips Buat Yang Suka Wisata Kuliner

Jarvis bergabung dengan the Mother’s Day Internasional Association dan berusaha mengembalikan makna asli Hari Ibu. Dia melakukan gerakan boikot, mengancam tuntutan hukum, dan bahkan memprotes Ibu Negara Eleanor Roosevelt karena menggunakan Hari Ibu untuk mengumpulkan dana amal.

Jarvis memprotes konvensi penjual manisan, penggalangan dana. Anna membenci itu dan semua usahanya membuahkan hasil karena konvensi penjual manisan benar-benar ditangkap karena dianggap mengganggu konvensi.

Perempuan ini yang meninggal tanpa uang sepeserpun disebuah sanatorium dalam keadaan demensia ialah seorang wanita yang bisa mendapatkan keuntungan dari Hari ibu jika ia mau. Tapi ia mencerca orang-orang yang melakukannya dan ia membayar mahal atas semua usahanya baik secara fisik atau finansial. Jarvis meninggal pada tahun 1948 diusia yang ke 84 tahun.

Baca juga: Hal Yang Perlu Kamu Lakukan Saat Transit Panjang

Salah paham

Memang tidak ada salahnya memberi hadiah untuk ibu orang yang melahirkan kita. Tapi jika pemberian hadiah itu cuma sekedar ikut-ikutan tren, tentu saja tidak ada artinya. Apalagi konsep Hari Ibu saat ini telah berubah menjadi mesin konsumerisme.

Di Indonesia, Hari ibu ternyata lebih menyoroti peran perempuan dalam membangun bangsa. Kongres Perempuan Indonesia III tahun 1938 memutuskan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu, Para pencetus tengah memperjuangkan kemerdekaan, dan perbaikan keadaan perempuan Indonesia. Wacana itu disuarakan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Begitulah Sedikit Sejarah tentang hari ibu dan peringatannya. Sepertinya ada banyak cara untuk memberi hadiah pada Ibu sebagai perayaan tanpa perlu mengikuti tren hadiah berupa materialis, misalnya dengan hasil nilai raport yang baik, mendo’akan ibu ketika beribadah, bahkan menurut pada ibu saja ibu sudah senangnya bukan main. Tidak perlu sampai yang berlebihan karena itu bisa merusak sejarah dan makna dari Hari Ibu itu sendiri.

Selamat Hari Ibu ^^

spot_img

Read More

Related Articles