Kesehatan – Salah satu dilema yang dihadapi oleh ibu yang baru saja melahirkan adalah kondisi ASI yang jumlahnya terbatas. Bahkan, ada kalanya sang ibu merasakan kegelisahan jika ASI yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sang buah hati. Di sisi lain, ada pula ibu yang dikaruniai produksi ASI yang melimpah. Tapi, ASI yang terlalu banyak nggak selalu menyenangkan loh, moms!
Kondisi pasokan ASI yang terlalu banyak, sehingga lebih banyak dari yang dibutuhkan bayinya disebut hiperlaktasi atau sindrom hiperlaktasi. Sebenarnya wajar saat tiga bulan pertama kita mengalami kelebihan pasokan ASI. Tapi kalau kondisi ini berlangsung terus, maka itulah yang dinamakan hiperlaktasi.
Jika ibu yang merasa pasokan ASI-nya nggak terlalu banyak berusaha keras menambah produksi ASI, maka ibu dengan hiperlaktasi juga punya tantangan agar si kecil tidak tersedak saat menyusui.
Sering juga nih, ibu dengan hiperlaktasi bingung kok si kecil nggak mau menyusu langsung, padahal ASI-nya berlimpah-limpah. Si bayi nangis-nangis, ASI banyak tapi nggak mau nyusu dan sepertinya si bayi nggak nyaman saat nyusu. Hmm, bisa jadi itu karena hiperlaktasi.
Berikut inspirasipagi merangkum beberapa gejala hiperlaktasi seperti dilansir Breastfeeding USA:
1. Payudara terasa sangat kencang atau keras hampir sepanjang waktu
2. Bayi berjuang untuk mempertahankan posisi menyusu karena kemungkinan lepas dari payudara ibunya.
3. Payudara menyemprotkan ASI ke mana-mana saat bayi melepaskan mulutnya dari payudara, terutama pada awal menyusui.
4. Bayi sering tersentak, tersedak, dan tergagap saat menyusu.
5. Bayi mungkin menekan puting saat menyusu.
6. Bayi terkadang rewel atau menangis, meskipun payudara ibunya banyak ASI.
7. Bayi tidak pernah santai saat menyusu langsung pada ibunya.
8. Bayi bisa kenyang dengan cepat sehingga waktu menyusunya mungkin singkat.
9. Bayi sangat mungkin merasa seperti begah karena banyak udara di lambungnya, sehingga perlu disendawakan, atau sering buang air.
10. Bayi mungkin sering memuntahkan banyak susu.
11. Bayi mungkin memiliki tinja berwarna hijau, berair, atau berbusa.
12. Bayi bisa bertambah berat badannya dengan cepat karena konsumsi susu dalam jumlah besar, atau sebaliknya mengalami kenaikan berat badan lebih lambat dari rata-rata karena berjuang untuk menyusu secara efektif.
13. Bunda mungkin merasakan puting yang sakit.
14. Bunda mungkin sering mengalami pembengkakan dan saluran tersumbat di payudara yang bisa menyebabkan mastitis.
Dikutip dari Baby Center, produksi ASI ibu dipengaruhi jumlah kelenjar susu yang jumlahnya sekitar 100 sampai 300 ribu. Nah, pada ibu yang mengalami sindrom hiperlaktasi, umumnya mereka punya kelenjar susu dengan jumlah maksimal.
Kadang, produksi ASI berlebih juga bisa terjadi karena ibu ngasih tahu tubuhnya untuk memproduksi ASI lebih banyak. Selain itu, keseimbangan hormonal, tumor di bawah otak, dan konsumsi obat-obatan juga bisa bikin produksi ASI tetap banyak.
Tapi moms, meski kita mengalami banyak gejala seperti yang telah disebutkan, nggak selalu juga sih mengalami hiperlaktasi. Penyebab lain yang bisa dipertimbangkan adalah tongue tie atau tali lidah. Jika tongue tie tebal, bisa bikin si kecil kesusahan saat menyusu.
Tongue tie ibisa membuat bayi kesulitan mengatasi aliran ASI dengan normal, mentransfer susu secara efektif, dan menikmati proses menyusu. Kalau bayi nggak bisa ‘menguras’ payudara secara efektif, maka payudara mungkin terasa kencang atau keras. Alhasil akhirnya mengalami puting sakit dan saluran ASI mampet.