Menghadapi Fenomena Burnout Generation di Kalangan Millennial

Author:

Category:

spot_imgspot_img

Akhir-akhir ini banyak fenomena yang terjadi di kalangan millennial salah satunya yaitu fenomena Burnout Generation. Sebenarnya seberapa pentingnya kita harus mengenal Burnout Generation ini? Lalu bagaimana dampak yang ditimbulkan dari fenomena ini?  Yuk simak artikelnya berikut.

Burnout Generation

Burnout Generation merupakan suatu fenomena yang mulanya diperkenalkan pada tahun 1974 oleh seorang psikolog bernama Herbert Freudenberger dalam bukunya yang berjudul “Burnout: The High Cost of High Achievement”. Melalui buku tersebut Herbert mengartikan istilah burnout sebagai kondisi ketika seseorang mengalami penurunan produktivitas dan motivasi dalam melakukan sebuah pekerjaan yang ditandai dengan menurunnya loyalitas sehingga membuat tujuan yang sebelumnya ditargetkan tidak tercapai dengan maksimal.

Baca juga: Manfaat Infused Water Bagi Kesehatan

Di era yang serba canggih ini Burnout diartikan sebagai fenomena yang biasanya dialami oleh pegawai atau pekerja di bidang jasa yang harus berhadapan dengan tuntutan emosional dari berbagai pihak. Fenomena ini juga sering dialami oleh seseorang yang terlalu banyak tekanan maupun tuntutan dalam pekerjaan sehingga tidak hanya mengalami kelelahan secara fisik namun juga stress secara mental. Seseorang yang mengalami ini biasanya menjadi kehilangan semangat dalam bekerja dan merasa bahwa tanggung jawab yang harus mereka kerjakan terlalu berat meski sebenarnya tugas tersebut cukup sederhana.

Seseorang yang mengalami kondisi burnout menunjukkan ciri-ciri yang hampir sama dengan orang yang mengalami depresi atau gangguan kecemasan, seperti: timbulnya perasaan negatif terhadap diri sendiri, dan renggangnya hubungan interpersonal dengan rekan kerja.

Baca juga: Putri Tanjung, Pengusaha Muda Sukses Tanpa Campur Tangan Orang Tua

Dalam dunia kerja yang penuh dengan tekanan, kemungkinan besar generasi millenial berhadapan dengan situasi stress sehingga mengalami burnout. Tuntutan tersebut seperti pekerjaan yang terlalu banyak dan melebihi kemampuan, persaingan antar rekan kerja yang tidak sehat, kurangnya tantangan yang membuat bosan, terlalu perfeksionis atau bahkan kurang apresiasi dari atasan. Kondisi ini dapat membuat generasi millenial seringkali tidak dapat bertahan dalam sebuah perusahaan selama lebih dari dua tahun.

Langkah sederhana dapat dilakukan untuk menghindari fenomena burnout seperti mencari tahu tentang berbagai hal yang dapat membuat anda lepas dari stress dan mulai melakukan berbagai hal yang menjadi bukti bahwa anda mencintai diri sendiri. Tak hanya itu, menerima segala kekurangan dan mengurangi sikap perfeksionis juga bisa dilakukan untuk mencegah seseorang mengalami burnout.

Baca juga: Bima Day Manjakan Penggemar Band Legendaris Indonesia

spot_img

Read More

Related Articles