Istilah procrastinating atau secara harfiahnya memiliki makna suka menunda-nunda, menjadi populer belakangan ini. Banyak orang ingin keluar dari lingkaran setan tersebut, sehingga mencari metode-metode khusus supaya lebih produktif dan tidak malas-malasan. Tapi, sadarkah Anda jika menentukan hal apa saja yang dilakukan demi merasa produktif seringkali membuat kewalahan? Bukannya semakin dekat dengan tujuan, Anda justru menjauh akibat terjebak melakukan hal-hal tidak perlu. Untuk mengatasi hal ini, yuk kenalan lebih jauh dengan salah satu metode skala proritas milik Dwight D. Eisenhower dengan Eisenhower matriksnya yang terkenal. Seperti apa itu?
Gambaran sederhana dan cara kerja Metode Eisenhower
Metode Eisenhower menggunakan matriks, yang membantu seseorang untuk menentukan skala prioritas dari tingkat seberapa mendesak dan pentingnya sebuah tugas yang akan dikerjakan. Terbagi dari empat kolom yakni:
Mendesak – penting (lakukan segera)
Kolom ini adalah kwadran pertama. Tugas yang termasuk di dalamnya memiliki kriteria mendesak dan penting, sehingga menjadi prioritas utama dari ketiga kwadran lainnya. Anda bisa memasukkan tugas yang harus segera diselesaikan hari ini atau maksimal esok hari ke dalam kwadran pertama ini, contohnya proposal untuk klien, revisi skripsi yang mepet deadline, dan lainnya.
Kurang mendesak – penting (jadwalkan)
Merupakan kwadran kedua dalam matriks Eisenhower. Hal yang masuk dalam kolom ini memiliki makna bahwa, tugas tersebut sebaiknya dijadwalkan namun tidak untuk dilakukan sekarang. Peran kalender dalam kwadran kedua merupakan aspek penting untuk kelancaran pengerjaan ke depannya. Jika Anda menemui sebuah hal penting namun kurang mendesak, maka kwadran kedua adalah jawabannya. Segera pilih tanggal dan waktu yang tepat untuk melaksanakannya di kemudian hari. Contoh: brainstorming ide baru, mempelajari skill baru, atau melakukan pekerjaan rumah.
Baca Juga: Menyederhanakan Hidup? Bisa Kok!
Mendesak – kurang penting (delegasikan)
Sedihnya, kita seringkali terjebak pada tugas yang harusnya masuk dalam kategori kwadran tiga. Jika Anda merasa sibuk terus tapi seakan tidak semakin dekat dalam capaian yang ingin diraih, itu tandanya Anda terjebak dalam kwadran tiga ini. Merasa suatu hal adalah mendesak, padahal hal tersebut tidak penting dan membuang waktu. Sangat disarankan untuk mengefektifkan hal-hal yang masuk dalam kwadran tiga ini, seperti mendelegasikannya kepada orang lain yang lebih sesuai. Tips sederhana supaya tidak terjebak dalam kwadran tiga ini, contohnya, belajar berkata tidak, lebih jelas mengutarakan pendapat akan diri sendiri terhadap orang lain, serta negoisasi. Contoh tugas dalam kwadran tiga adalah: Â mengecek promo supermarket untuk menghemat, membalas email, interupsi dari kawan yang meminta bantuan saat Anda sedang sibuk.
Kurang mendesak – kurang penting (eliminasi)
Seringkali, hal yang masuk dalam kategori kwadran empat atau yang terakhir, adalah kebiasaan buruk yang tanpa sadar sering kita lakukan.Seperti halnya bermain gim terlalu lama, scrolling media sosial. Hal-hal yang termasuk dalam kwadran empat yakni kurang mendesak dan kurang penting, sebaiknya tidak dilakukan sama sekali. Hal-hal dalam kwadran ini tidak jarang sering dijadikan sebuah alasan untuk menunda-nunda menyelesaikan tugas yang termasuk dalam kwadran satu dan dua.
Nah, kalian masuk sering masuk kwadran berapa nih Sahabat Pagi?