Kesehatan – Satu pertiga hidup manusia dihabiskan untuk tidur. Pakar menyebutkan, meninggal saat tidur bukan sebuah kasus yang mengherankan, mengingat kasus ini cukup banyak terjadi di masyarakat.
Yang terbaru, kapten tim sepakbola ACF Fiorentina, Davide Astori, meninggal dalam tidurnya di kamar hotel sehari sebelum bertanding. Laporan resmi autopsi menyebutkan, Astori meninggal karena mengalami gagal jantung.
Brandon Peters, MD, pakar kesehatan tidur dan neurologi dari Virginia Mason Medical Center, Seattle, Amerika Serikat, menjelaskan setidaknya ada 3 gangguan jantung yang bisa menyebabkan seseorang meninggal saat tidur. Apa saja? Berikut rangkumannya.
- Gangguan irama jantung
Gangguan irama jantung yang ganas disebut sebagai tachycardia. Gangguan ini memengaruhi sistem kelistrikan dan kecepatan pengisian rongga jantung. Dengan kata lain, jantung yang ototnya tebal akan memompa lebih cepat, meskipun rongga jantung belum terisi darah dengan penuh.
Hal ini menyebabkan suplai darah ke organ-organ di tubuh menjadi tidak merata. Gangguan irama jantung yang ganas juga akan menyebabkan kerusakan sel di bagian jantung, yang memicu kematian akibat penyakit jantung koroner dan gagal jantung.
- Serangan jantung
Serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah koroner mengalami sumbatan, sehingga pasokan darah ke jantung terhambat. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penggumpalan darah atau penumpukan lemak dan kolestrol.
Gangguan aliran darah bisa merusak atau menghancurkan otot jantung dan berakibat fatal. Nah, hal inilah yang lazim terjadi saat seseorang sedang tidur.
Â
- Gagal jantung
Gagal jantung (heart failure) saat tidur membuat jantung berhenti berdetak perlahan-lahan. Hal ini bisa terjadi terutama pada pengidap penyakit jantung kronis yang memiliki masalah kesulitan bernapas saat berbaring.
Gagal jantung pada bilik sebelah kiri membuat bilik sebebalah kanan tidak memompa darah, menyebabkan menumpuknya cairan di dalam paru-paru, pembengkakan di kaki dan tangan, dan bahkan kematian.