Apa Anda pernah mendengar atau membaca Sang Alkemis? Atau pernah Anda melihat kutipan dari Sang Alkemis di status media sosial Anda? Itu adalah salah satu novel terbaik yang pernah ditulis oleh Paulo Coelho. Sosok penulis kelahiran Rio De Janairo tahun 1947 ini terkenal memberikan banyak kutipan inspiratif di setiap karya yang ia tulis. Ia telah menulis lebih dari lima puluh judul novel yang telah terjual 140 juta kopi termasuk di Indonesia.
Sepanjang karier kepenulisannya, Paulo Coelho telah menerbitkan lebih dari empat puluh judul novel yang laris manis di seluruh dunia. Jika Anda ingin membaca karya yang mengangkat tema filosofi kehidupan yang dibalut dengan deskripsi latar tempat indah, tidak ada salahnya untuk mulai mencoba membaca buku novel karya Paulo Coelho ini.
The Alchemist telah menarik perhatian banyak khalayak untuk membacanya. Tentu saja kalau anda berencana meminjam buku ini sekarang di Ipusnas, Anda akan masuk ke antrian untuk bisa membaca karya ini. Daripada antri menunggu Sang Alkemis yang dibaca oleh puluhan orang di Ipusnas, Anda mungkin bisa mencoba membaca novel lainnya. Berikut ini adalah 3 Novel menarik lainnya dari Paulo Coelho yang cocok untuk Anda mulai baca akhir pekan ini.
Brida

Novel ini bercerita tentang gadis muda dari Irlandia bernama Brida. Ia adalah gadis yang penuh dengan pertanyaan di kepalanya. Begitu ia menginjak dewasa, Brida mulai tertarik pada hal-hal berbau sihir dan mistis yang ada disekitarnya. Ia juga mulai mempertanyakan tentang pencarian soulmate serta makna dari hidupnya sendiri di dunia ini. Pertemuan Brida dengan seorang wanita yang mengaku penyihir bernama Mage membawa gadis muda ini menjelajah ruang dan waktu. Semua pertanyaan dalam kepalanya mulai mendapatkan pencerahan meskipun tidak selalu berakhir dengan jawaban pasti. Pembaca dibawa untuk merasakan emosi Brida dan ketertarikannya pada dunia yang ia tempati saat ini.
Novel ini memikat dan ringan. Dibandingkan novel lainnya, halaman novel ini cukup sedikit hanya 200 halaman. Terjemahan dalam Bahasa Indonesia pun cukup mumpuni untuk membantu pembaca memahami setiap karakter dalam novel ini. Namun, kesederhanaan halaman itu tidak mengurangi entitas dan tema menarik yang ditawarkan di sepanjang cerita.
Baca Juga: Percaya Keajaiban? Ini 3 Novel Seru Karya Mitch Albom
Di Tepi Sungai Piedra Aku Duduk dan Menangis

Bercerita tentang pertemuan kembali dengan sang cinta pertama tidak pernah mudah. Apalagi jika sang cinta pertama telah banyak berubah dalam sepuluh tahun terakhir. Itulah yang dialami oleh tokoh utama dalam novel ini, Pillar. Ia adalah gadis yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya. Pillar ingin selalu bersama dengan sang cinta pertama yang ternyata memutuskan akan menjadi pastor. Sebelum sang cinta pertama menunaikan tugasnya, Pillar meminta untuk mereka melakukan perjalanan terakhir bersama. Dari perjalanan penuh rintangan emosional inilah keduanya saling bicara dari hati ke hati. Singkat cerita, Anda mungkin akan seperti Pillar yang duduk di tepi sungai dan menangis.
Veronika Memutuskan Mati

Apa itu normal? Bagaimana cara menjadi orang normal? Pertanyaan macam itulah yang coba digali oleh sang pengarang dalam novel ini. Karakter perempuan yang biasanya digambarkan ceria dan penuh semangat, tidak akan ditemukan di novel ini. Sebaliknya, Anda diajak melihat dunia dalam perspektif si tokoh utama yang berusaha bunuh diri. Kegagalannya untuk bunuh diri kesekian kali membuat Veronika, sang tokoh utama masuk ke dalam rumah sakit jiwa. Di dalam lingkungan barunya inilah Veronika bertemu dengan manusia lain yang dianggap tidak normal oleh orang diluar gerbang rumah sakit jiwa. Mereka dianggap berbeda karena memiliki impian dan hasrat yang tak sama dengan lainnya. Novel ini memang cukup suram dan menggelitik jiwa Anda untuk sekali lagi mempertanyakan makna hidup yang sebenarnya.
Jadi, siapkah Sahabat Pagi tenggelam dalam dunia magis Paulo Coelho?