Tepat pada perayaan hari ibu, 22 Desember 2018 berlangsung kemeriahan acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Negeri Surabaya. Acara Art and Culture Fest 2018 sangat menarik dengan ribuan pengunjung yang meramaikan acara ini.
Sahabat Pagi tentu penasaran dengan acara yang menyuarakan main goal yaitu menyatukan seni dan kebudayaan di era milenial ini. Mari kita simak bersama keseruannya.
Baca Juga : Renaissance 2.0, Kenalkan UPN “Veteran” Jatim Melalui Musik
Di samping panggung diadakan pameran fotografi dan mural serta creative market. Creative Market, berupa bazar yang di isi oleh BEM Fakultas, umum dan sponsor.
Diawali degan pagelaran drama kolosal, “Acara kolosal pengisinya ORMADA, komunitas bela diri, pencak selat dan ada juga dari Urban Ganong Ponorogo,” jelas Tia, Koordinator acara.
Setelah itu, panggung Art and Culture Fest 2018 (AnC) dimeriahkan oleh band lokal, Neo Band dan Project Larut Malam sebagai band pembuka. Kemudian pengumuman lomba dan sosialisasi KAPOLRESTABES Surabaya.
Baca Juga : Rekomendasi Film Akhir Tahun Nikmati Bersama Keluarga
Menuju puncak acara, penampilan nyentrik khas Nufi Wardhana mengguncang panggung malam itu. Nufi menyanyikan lagu cover seperti Risalah Hati-Dewa 19 dan Sementara-Float, serta lagu ciptaannya sendiri yang berjudul 1600km. Ditutup dengan lagu yang menggungah semangat persatuan kita.

Penampilan yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Dengan antusiasme KAMTIES, sebutan untuk fans Endank Soekamti. Datang jauh-jauh dari berbagai kota, seperti Kudus dan Bantul. Mulai meneriaki idolanya, seraya memanggil karena sudah tak sabar lagi.
Baca Juga : Bank Indonesia Bantu UKM Kembangkan Bisnis Melalui ISEF 2018
Semua penonton bernyanyi ketika Endank Soekamti menyayikan lagu Rayuan Pulau Kelapa. Ditemani dengan gerimis, namun tidak menurunkan antusiasme dari para penonton.

Acara ini sukses dalam meramu seni dan budaya menjadi sajian yang apik, kolaborasi dari BEM dan ORMADA UNESA. Sampai ketemu lagi dalam Art and Culture Fest 2019!