Gumbak, Tradisi Leluhur dari Sampang

Author:

Category:

spot_imgspot_img

Sahabat Pagi pasti pernah dengar tradisi mencuci senjata pusaka milik leluhur yang dilakukan oleh sekelompok orang di suatu daerah. Biasanya, tradisi ini dijalankan pada saat malam satu suro di tanah Jawa. Hal berbeda dilakukan oleh masyarakat Sampang, , mereka mencuci senjata milik leluhur pada malam tanggal 14 dan 17 Dzulhijjah. Tradisi ini disebut sebagai tradisi Gumbak atau Gumbeg’en oleh masyarakat desa Banjar, kecamatan Kedungdung. Apa sih Gumbeg’en ini dan bagaimana prosesi upacaranya?

Baca Juga: Ada Apa Dengan Sate Klathak?

Apa sih Gumbak itu?

Gumbak memiliki arti mengaduk-aduk air kolam secara terus menerus sehingga menimbulkan pusaran air atau gelombang. Istilah ini kemudian muncul beriringan dengan istilah baceman yang berarti membersihkan atau menyucikan pusaka.

prosesi dalam Gumbeg’en

Ini nih asal-usul Gumbak

Tradisi ini bermula dari leluhur desa Banjar yang bernama Buju’ Toban dan Buju’ Kenek. Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, mereka ini berasal dari Kalimantan dan menetap di desa Banjar yang terletak di Kabupaten Sampang. Kedua tokoh tersebut cukup kondang lantaran memiliki keahlian dalam membuat senjata dengan bahan baku tanah liat.

Ragam bentuk senjata yang dibuat adalah clurit, tombak, linggis, pedang, dan pisau bermata dua. Selanjutnya, senjata-senjata tersebut difungsikan sebagai alat perlindungan dan pertahanan diri oleh warga desa. Mulanya, jumlah senjata yang mereka buat berjumlah 50 namun seiring berjalannya waktu, warga desa hanya menemukan 24 diantaranya.

Baca Juga: Yuk, Explore Tempat Wisata di Bangkalan!

Dari senjata yang tersisa itulah, tradisi ini lahir. Senjata pusaka tersebut dikeramatkan dan disimpan di sebuah Masjid desa. Warga setempat percaya bahwa setiap senjata memiliki fungsi yang berbeda, sehingga masing-masing memiliki julukannya sendiri. Se Jhell merupakan nama untuk senjata wanita, Se Klaras adalah senjata laki- laki, ada pula yang disebut Se Ghungseng dan lain sebagainya.

Beginilah prosesi dari tradisi Gumbak

Tradisi Gumbak diadakan bersama dengan upacara bersih desa setiap tahunnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengungkapkan rasa syukur serta memohon kemakmuran, kesuburan, dan ketentraman. Acara penyucian 24 senjata pusaka diawali dengan mengasapi lalu mencuci dan diberi kenyaman. Setelah itu senjata diarak mengelilingi desa dan dibawa ke beberapa tempat yang dikeramatkan oleh warga setempat.

Penasaran dengan tradisi pencucian pusak yang dijaga turun temurun oleh warga desa Banjar Kabupaten Sampang ini? Sahabat Pagi bisa mengunjungi desa ini pada bulan Agustus tahun ini.

Baca Juga: Wisata Baru di Madura, Boekit Tinggi Daramista

spot_img

Read More

Related Articles